Minyak pelumas/oli adalah salah satu
faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan mesin. Kebanyakan pelumas/oli
di pilih hanya berdasarkan parameter SAE yang disesuaikan dengan spesifikasi mesin
yang biasanya tertulis 5W50, 15W50, 15W40, dst. Tetapi ada hal lain yang tak
kalah penting untuk mengetahui kualitas dari pelumas yang kita gunakan yaitu
sertifikasi API (American Petroleum
Institute), ACEA (Association Des
Constructeurs Europeens d' Automobiles), ILSAC (Eropa), JASO (Japan Automotive Standard Organization)
dan beberapa sertifikasi lain yang dikeluarkan khusus oleh perusahaan produsen
untuk melegitimasi penggunaan pelumas tersebut atau yang berarti bahwa pelumas
tersebut telah diuji dan dinyatakan disetujui oleh produsen untuk digunakan
pada kendaraan produksi mereka.
1. Fungsi Oli
Pada umumnya fungsi utama oli hanyalah
sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting,
yakni antara lain sebagai pendingin, pelindung dari karat, pembersih dan
penutup celah pada dinding mesin.
Semua fungsi tersebut adalah sangat
erat berkaitan sebagai pelumas. Oli akan membuat gesekan antar komponen di
dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu
kerja yang ideal.
Selain itu Oli juga bertindak sebagai
fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat
Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin. Dengan tingkat kekentalan yang
disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental
oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan
bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Selain itu kandungan aditif dalam oli,
akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat
start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak
dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif
deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran
agar terbuang saat pergantian oli.
2. Memilih Pelumas / Oli
2. Memilih Pelumas / Oli
Semakin banyaknya pilihan oli saat
ini, tentunya akan membuat pemakai sedikit bingung, karena semua produsen oli
pasti mengatakan oli mereka yang paling bagus. Namun ada beberapa hal yang
mungkin bisa dijadikan acuan antara lain, kenali karakter kendaraan anda,
spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas anda berkendaraan (suhu,
kelembaban udara, debu, dsbnya.).
Peruntukan Dan Kualitas Pelumas Perhatikan
Perhatikan peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin, atau diesel, 2 tak atau 4 tak, peralatan industri, dan sebagainya.
Kualitas dari oli sendiri pada umumnya
ditunjukkan oleh kode API (American
Petroleum Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya.
Contoh API: SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin.
Kode huruf kedua menunjukkan nilai
kualitas oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi
komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern.
- Kategori
API Service untuk pelumas kendaraan berbahan bakar bensin
- Kategori
API Service untuk pelumas kendaraan bermesin diesel.
1.
API Service Pelumas Mesin Mobil Berbahan Bakar Bensin
- SL = dapat dipakai untuk semua mesin mobil
berteknologi baru
dan sebelumnya. Diperkenalkan pada tanggal 1 juli 2001, Pelumas berkategori SL dirancang untuk memberikan kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik dan dirancang untuk penggunaan pelumas yang lebih irit. Pada beberapa oli telah memenuhi sertifikasi ILSAC atau kualifikasi sebagai hemat energi
dan sebelumnya. Diperkenalkan pada tanggal 1 juli 2001, Pelumas berkategori SL dirancang untuk memberikan kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik dan dirancang untuk penggunaan pelumas yang lebih irit. Pada beberapa oli telah memenuhi sertifikasi ILSAC atau kualifikasi sebagai hemat energi
- SJ = untuk mesin
kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya
- SH = untuk mesin
kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya
- SG = untuk mesin
kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya
- SF = untuk mesin
kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya
- SE = untuk mesin
kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya
- SD = untuk mesin
kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya
- SC = untuk mesin
kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya
- SB dan SA = sudah tidak
direkomendasikan
2.
API Service Pelumas Mesin Mobil Diesel
- CI-4 =
Diperkenalkan pada tanggal 5 september 2002, untuk
mesin 4T, kecepatan tinggi. Diformulasikan untuk mempertahankan daya tahan mesin. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4
mesin 4T, kecepatan tinggi. Diformulasikan untuk mempertahankan daya tahan mesin. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4
- CH-4 =
Diperkenalkan pada tahun 1998, untuk mesin 4T,
kecepatan tinggi. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, dan CG-4.
kecepatan tinggi. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, dan CG-4.
- CG-4 =
Diperkenalkan pada tahun 1995, untuk mesin 4T, beban
berat, kecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur 0.5%. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, dan CF-4
berat, kecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur 0.5%. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, dan CF-4
- CF-4 =
Diperkenalkan pada tahun 1990, untuk mesin 4T kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, dan CE
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, dan CE
- CF-2 =
Diperkenakan tahun 1994, untuk mesin beban berat 2T,
Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD-II
Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD-II
- CF =
Diperkenalkan pada tahun 1994, untuk kendaraan off-road,
mesin diesel indirect-injection dan mesin diesel lainnya yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur diatas 0.05%. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD
mesin diesel indirect-injection dan mesin diesel lainnya yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur diatas 0.05%. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD
- CE =
Diperkenalkan pada tahun 1987, untuk mesin 4T, kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CC, dan CD
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CC, dan CD
- CD-II = Diperkenalkan pada tahun 1987 untuk
mesin 2T
- CD Diperkenalkan pada tahun 1955. Untuk
mesin turbocharger maupun gas buang biasa
- CC = untuk mesin yang diperkenalkan pada
tahun 1961
- CB dan CA = sudah tidak direkomendasikan
3. API Service Pelumas Mesin Sepeda Motor
Untuk API Service mesin sepeda motor
hampir sama dengan API Service pada mobil yaitu menggunakan kode S, tapi sampai
saat ini API Service tertinggi yang beredar baru sampai SJ.
Disamping API Service, pada umumnya
oli sepeda motor juga memiliki sertifikasi JASO yang dikeluarkan oleh
organisasi standar otomotif Jepang.
Terdapat beberapa kategori
Kode F: keluar sekitar awal tahun
90-an dimulai dengan kode FA lalu FB dan saat ini yang tertinggi FC.
Peruntukkannya untuk oli samping.
JASO FC terbuat dari bahan baku semi synthetic
sehingga asapnya tipis (low
smoke) bahkan hampir tidak ada asap sama sekali (smokeless).
smoke) bahkan hampir tidak ada asap sama sekali (smokeless).
Oli dengan JASO FC juga termasuk low emission karena debu gas buang sisa
pembakaran lebih rendah dibanding.
JASO FB sehingga lebih ramah
lingkungan. Kelebihan lain yaitu dapat meminimalisir tebentuknya kerak
khususnya pada busi, puncak piston, kepala silinder hingga knalpot.
Kode M: merupakan sertifikasi baru dan saat ini baru ada kode MA
Kode M: merupakan sertifikasi baru dan saat ini baru ada kode MA
Peruntukkannya untuk oli mesin (motor
4 tak). Oli yang memiliki sertifikasi JASO MA berarti oli tersebut sudah
didukung kandungan aditif antislip kopling.
4.
API Service Ganda
Pada sebagian besar oli mobil biasanya
API Servicenya ada dua. Sebagai contoh API SL/CF. Artinya: API yang pertama
menunjukkan penggunaan utama oli tersebut yaitu pada mesin bensin dengan
kualifikasi SL namun dalam kondisi darurat oli tersebut masih dapat digunakan
pada mesin diesel dengan kualifikasi CF. Demikian pula sebaliknya.
3.
Pemilihan Kekentalan Pelumas
Tingkat kekentalan pelumas yang juga
disebut "Viscosity-Grade" adalah ukuran kekentalan dan kemampuan
pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu
Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter.
Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter.
Contoh :
SAE 15W-50, berarti oli tersebut
memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada
kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan
perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun.
Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE
Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE
Petunjuk
SAE Grade Pelumas Motor Untuk Kendaraan Penumpang
Grade Pelumas terbagi atas singlegrade/monograde seperti SAE 15 dan
SAE 50 (digunakan pada temperatur ektrim) serta multigrade seperti SAE 5W-50 dan 15W-50 banyak digunakan (kecuali
pada temperatur yang sangat panas atau sangat dingin) karena pelumas ini cukup
encer untuk mengalir pada temperatur rendah dan cukup kental untuk bekerja
secara memuaskan pada temperatur tinggi.
Lebih jelasnya kita gunakan ilustrasi
berikut:
Ada 3 Oli, 1 multigrade, 2 monograde
Oli 1 SAE 15 (encer)
Oli 1 SAE 15 (encer)
Oli 2 SAE 50 (kental)
Oli 3 SAE 15W50 (multigrade)
semua oli di atas tersebut dibawa tempat bersuhu dingin maka:
Oli 1 (SAE 15) akan lebih kental karena dingin
Oli 2 (SAE 50) dapat membeku karena asalnya sudah kental
Oli 3 (SAE15W50) kekentalannya akan sama dengan Oli 1 (SAE15)
Sekarang ketiga Oli tersebut dibawa ke tempat yang bersuhu panas, maka:
Oli 1 (SAE 15) menjadi sangat encer bahkan bisa menguap semua
Oli 2 (SAE 50) menjadi lebih encer
Oli 3 (SAE 15W50) kekentalannya sama dengan Oli 2 (SAE 50)
Oli 3 SAE 15W50 (multigrade)
semua oli di atas tersebut dibawa tempat bersuhu dingin maka:
Oli 1 (SAE 15) akan lebih kental karena dingin
Oli 2 (SAE 50) dapat membeku karena asalnya sudah kental
Oli 3 (SAE15W50) kekentalannya akan sama dengan Oli 1 (SAE15)
Sekarang ketiga Oli tersebut dibawa ke tempat yang bersuhu panas, maka:
Oli 1 (SAE 15) menjadi sangat encer bahkan bisa menguap semua
Oli 2 (SAE 50) menjadi lebih encer
Oli 3 (SAE 15W50) kekentalannya sama dengan Oli 2 (SAE 50)
Oli Mineral Vs
Oli Synthetic
Semua oli baik mineral maupun
synthetic sama-sama ada standar APInya.
Keunggulan oli synthetic dibandingkan
oli mineral :
- Lebih
stabil pada temperatur tinggi (less volatile) sehingga
kadar penguapan rendah
- Mengontrol/mencegah
terjadinya endapan karbon pada mesin
- Sirkulasi
lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
- Melumasi
dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
- Tahan
terhadap perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien.
- Mengurangi
terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin
lebih dingin.
- Mengandung detergen yang
lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Oli mineral biasanya dibuat dari hasil
penyulingan sedangkan oli synthetic dari hasil campuran kimia. Bahan oli
synthetic biasanya PAO (PolyAlphaOlefin).
Jadi oli Mineral API SL kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic API SL. Oli
synthetic biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc, dsbnya) juga
yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing)
dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli
synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna.
Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun
2001 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi
synthetic (campuran dengan mineral oil) atau fully-synthetic.
Oli fully synthetic harganya bisa 2X - 4X lebih mahal dari yang semi synthetic. Oli semi synthetic harganya bisa 2x lebih mahal dari oli mineral. Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
Oli fully synthetic harganya bisa 2X - 4X lebih mahal dari yang semi synthetic. Oli semi synthetic harganya bisa 2x lebih mahal dari oli mineral. Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
No comments:
Post a Comment